Jumat, 21 Agustus 2009

Mengapa Kita Mesti Menjadikan Diri Kita kalah, Padahal Allah Menetapkan Kita sebagai Pemenang?

Beberapa waktu yang lalu saya menghadiri resepsi pernikahan seorang teman. Resepsi dilakukan di rumahnya sendiri. Siang itu panas matahari menghujam ke ubun-ubun. Saya duduk di kursi sambil menahan panas. Di hadapan saya duduk orang yang sudah sangat berumur. Dia teman saya di kantor. Namanya Muhammad Seman. Dia duduk dengan sangat tenang. Seperti tidak merasakan panasnya matahari yang menyengat pada waktu itu. Saya mencoba membuka pembicaraan, sekedar mengisi waktu atau memang tidak enak kalau duduk berdekatan kok diem-dieman.

"Hari ini terasa sangat panas ya Pak?" tanyaku padanya, sambil tidak lupa tangan saya menarik-narik krah baju saya untuk memberikan angin bagian tubuh saya."

Tetapi jawabannya sungguh di luar dugaan. Jawabannya sungguh di luar dugaanku. Aku terdiam sejenaak memikirkannya. "Mas, memang susana sangat panas. Tetapi saya tidak merasakannya. Memang tubuh saya bercucuran keringat, tetapi saya tidak terpengaruh. saya tetap mersakan nikmat." Aku tertegun.

Ya benar. Sedih, senang, tdk nyaman, gembira, menderita dan semacamnya, sesungguhnya sangat relatif. Karena sifatnya yg relatif itu, bisa saja perasaan seseorang berbeda atau bahkan berlawanan dengan kondisi fisik yang terlihat oleh mata.

Sahabat...
Tidak satu pun manusia di dunia ini yang terbebas dari masalah. Semua pasti pernah atau bahkan saat ini sedang menghadapi masalah. Kalau kita sudah menyadari dan memahami seperti itu, pantaskah kalau masalah2 yang datang kepada kita menjadikan kita seperti orang paling menderita?

Ok. Anda mungkin beralasan bahwa masalah yang Anda rasakan sangat berbeda dari apa yang dialami oleh orang lain. Ini sangat berat. Sangat menyiksa batin Anda. Anda harus mengubah cara berpikir Anda. Agar Anda bisa mengubah derita itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan menentramkan batin Anda.

Ibarat anak sekolah, permasalahan yang Anda alami adalah sebuah ujian yang harus diselesikan untuk mengangkat level Anda.

Persoalan atau masalah, apapun bentuknya, adalah sarana bagi kita untuk meningkatkan kualitas kita. Ujian, kalau kita lulus, ya kita akan naik tingkat. Akan jauh lebih baik hidup kita dari sebelum ada masalah.
Atau masalah itu bisa jadi sebagai sarana Allah menghapus dan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu. Bisa jadi di masa lalu kita punya dosa atau kesalahan, dan Allah ingin meminta menebusnya saat ini, saat kita masih di dunia, sehingga tidak dipersoalkan ketika sdh di akhirat. Siapa yang tidak ingin dosa-dosanya diampnui dan dihapuskan oleh Allah? Anda senangkan kalau seluruh dosa Anda diampuni?

Atau masalah itu bisa jadi sebagai alat ukur, di mana ketinggian derajat kita hadapan Allah. semakin berat masalahnya, berarti derajatnya semakin tinggi di hadapan Allah. Berysukurlah anda jika Anda mempunyai masalah yang sangat berat. Sebab Anda telah ditempatkan oleh Allah pada kedudukan yang sangat tinggi. Bukankah pohon itu semakin tinggi, angin yang meniupnya juga semakin keras?

Atau bisa jadi masalah yang Anda hadapi itu sebagai alat seleksi dari Allah untuk memilih mana hamba-hamba yang terbaik menurutNya. Tantu Anda sangat senang bukan, jika Anda mendapat predikat baik dari Allah?
Yang pasti, persoalan dan ujian yang kita hadapi, bukan sesuatu yang tidak bisa kita atasi. Semua, apapun bentuknya, bisa diselesaikan. Tak perlu Anda merasa menderita. Atau putus asa. Allah tidak pernah menginginkan hamba-hambaNya mengalami kesulitan. Itu yang dikatakanNya di dalam kitab suciNya. Dan setiap kesulitan atau masalah yang kita hadapi, sesungguhnya disertai kemudahan-kemudahan dari Allah. cuma sering kali kita tidak bersabar mencari kemudahan-kemudahan yang mengiringi kesulitan itu.

Sahabat...
Sungguh, semua peristiwa ini bisa berdampak buruk atau berdamapak baik. Sangat tergantung bagaimana kita memandang setiap peristiwa yang kita alami.

Ingat...
Setiap kita pada dasarnya adalah pemenang...
takdir Allah telah menetapkan bahwa kita terlahir sebagai pemenang...
pernahkah kita merenungi mengapa Allah meciptakan berjuta sel sperma untuk memperebutkan satu sel telur sebelum kita dilahirkan ke muka bumi? Mengapa Allah tidak menciptakan saja satu sel sperma dan satu sel telur untuk menjadikan kita seperti sekarang ini. Jawabannya adalah: Allah ingin menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya kita semua terlahir sebagai pemenang....
tak ada satu peristiwapun yang bisa menjatuhkan kita pada kekalahan tak berdaya...
karena semua itu tergantung cara kita memandang semua peristiwa
seperti kawan saya yang orang tua itu...
seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw, bahwa sungguh menakjubkan sikap seorang muslim itu, jika dia mendapati nikmat kebaikan, bersyukur dan itu baik baginya, jika mengalami musibah maka ia bersabar dan itu baik baginya....