Senin, 21 Desember 2009

Balasan Kebaikan adalah kebaikan begitu pun sebaliknya...

Dua berita yang cukup mengejutkan datang hampir bersamaan. Saya tidak tahu, apakah ini berita gembira atau berita duka. Tapi yang jelas ini ada kaitannya dengan perjalanan hidup saya yang berpindah-pindah dari kota satu ke kota lain di negeri ini.

Seorang teman di kota P, tempat saya bermukim selama 6 tahun di sana, mengabari bahwa Fajrul (bukan nama sebenarnya) dan Amrul (juga bukan nama sebenarnya) sekarang tidak ketahuan rimbanya. hilang karena dikejar-kejar banyak orang. Mereka berdua melarikan diri karena jiwanya terancam oleh orang-orang di kota tersebut. Meski permasalahan keduanya berbeda, tetapi akbiatnya hampir sama. Saya tidak suka mendengar berita itu. Sebab bagaimanapun, saya sempat sangat dekat dengan mereka berdua. saya sangat menaruh kepercayaan yang tinggi kepada mereka berdua. meski kepercayaanku itu berujung pada suatu yang sangat tidak saya duga. sangat menyakitkan hati saya. tetapi saya biarkan saja. toh saya tidak akan selamanya tinggal di kota tesebut dan bersama mereka berdua selamanya.

Sewaktu di kota itu saya memimpin sebuah LSM yang bergerak di bidang pendidikan. Saya tidak pernah berhenti untuk berinovasi dan berkreasi untuk melakukan pendampingan bagi anak-anak sekolah (SMP, SMA dan SMK). Hampir semua guru dan siswa di sekolah-sekolah favorit mengenal saya. Meski saya mengakui bahwa ini adalah hasil kerja yang sangat baik tim saya. mereka sangat kompak dan bersemangat. setiap keputusan organisasi adalah bukan keputusan saya. saya melibatkan semua anggota LSM tersebut. sejak awal saya mengatakan bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan kita. agenda ini adalah agenda kita. tak satupun di antara kita, siapapun, termasuk saya berhak mengklaim bahwa ini adalah kerja pribadi. ini adalah kerja kelompok. kerja tim. agenda bersama. ide yang sudah digulirkan menjadi ide bersama, tidak boleh ada yang mengklaim bahwa ini adalah ide si fulan atau si fulan.

Tak ada yang saya harapkan, apapun. Semangat saya adalah panggilan jiwa. itu saja. Saya tidak mengharapkan apapun termasuk tidak mengharapkan bahwa di aktifitas saya berujung fitnah terhadapku. Tersebar di antara teman-teman di sana bahwa saya mencari popularitas. Mementingkan diri sendiri. Jadilah diri saya sebagai buah bibir di antara teman2. beruntung kalau yang dibicarakan itu tentang hal positif. tetapi ini sebaliknya. Saya hanya bisa menghela nafas. tidak ada yang bisa saya perbuat. tetapi saya masih bersyukur bahwa semua anggota tim saya tetap percaya kepada saya. saya mencoba berdialog dengan mereka dan kesimpulannya mereka tidak percaya dengan fitnah tersebut. Dan saya tahu dari seseorang yang bersimpati kepada saya bahwa P Amrul adalah orang yang menyebarkan fitnah tersebut. Saya sangat kaget pada waktu itu, sebab saya sangat besar kepercayaan saya kepada beliau. Saya tidak bersikap apapun. saya tetap bekerja sesuai dengan tugas saya pada waktu itu. keyakinan saya adalah bahwa, suatu saat kebenaran itu pasti akan terungkap. Fitnah kedua adalah bahwa saya dituduh telah melakukan perbuatan keji, yang tidak pantas dilakukan oleh seorang panutan. saya kembali tidak berdaya, penjelasan sudah saya sampaikan, tetapi apa lacur, berita terus tersebar bagaikan angin yang terus berhembus. Saya tidak tahu apakah karena ini, ketika saya pindahan pergi meninggalkan kota itu, tak satupun di antara mereka, teman-temanku yang saya sangat menaruh kepercayaan, tak satupun dari mereka yang datang ke rumah saya meski sekedar basa-basi. tetapi saya tak peduli. sebab hidup saya tidak bergantung kepada masnusia, tetapi kepada Allah, Tuhan Yang Maha Berkuasa. Mr Fajrul, orang yang paling dituakan dan dipercaya, yang saya pun sangat hormat dan percaya kepadanya, memutuskan bahwa saya bersalah. Beliau lebih mengikuti berita yang sudah tersebar. dan saya kembali tak berdaya. saya pikir biarlah waktu yang akan membuktikan. sebab Allah mencintai kebenaran dan akan membela hamba-hamba-Nya yang benar.

Saya tidak suka mendegar berita tentang permasalahan yang menimpa dua sahabatku itu. Mata saya menghangat secara tiba-tiba waktu saya mendengar berita itu. saya mencoba menghubungi nomor HP mereka, tetapi tak pernah berhasil, sampai sekarang. Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menolongnya. Saya sangat menaruh empati kepada mereka berdua juga istri dan ank-anak mereka yang ditinggalkannya. Tentu sangat sulit bagi istiri-istrinya berjuang sendiri tanpa didampingi suaminya yang entah berada di mana.

Berita kedua datang dari kota P yang lain. Seorang sahabat saya bernama Ramadhan (bukan nama sebenarnya) terkena strok. Kabarnya, separuh tubuhnya kini nyaris tidak dapat difungsikan lagi. Air mata saya sempat menetes pada waktu mendengarnya. Bagaimanapun Ramdahan adalah sahabat saya, meski menjelang kepindahan saya, dia berbuat sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh saya sebelumnya. Pada waktu itu kami terlibat utang piutang. Uang 7 juta rupiah saya berada di tangannya. sehari setelah saya mendapatkan SK pindah, saya meminta untuk dikembalikan. tetapi sampai menjelang keberangkatan, uang itu tidak juga dikelmbalikan. akhirnya setelah saya paksa, dia kembalikan. tetapi tidak semuanya. hanya 5,5 juta yang dikembalikan. saya bilang ya sudahlah... Saya berpikir, kalau saya mengikhlaskan, Allah pasti akan berikan gantinya. Berita stoknya Ramadhan sangat mengejutkan dan membuat hati saya berduka. Dia adalah teman dekat saya. sahabat yang selama 5 tahun pergaulan, saya menaruh kepercayaan kepadanya.

Dua berita duka, mengingatkan saya kepada seorang sahabat saya. Saya tak ingin kejadian serupa menimpanya. Di setiap kesempatan saya menyelipkan doa untuknya, agar kiranya Allah tidak murka kepadanya.
Berita itu memberikan pengalaman batin yang sangat dalam bagi saya. Seolah mengirim pesan kepada jiwa saya, janganlah aa kejahatan dalam diri saya, sekecil apapun, kepada saudara sendiri. Meski hanya sebatas doa. Saya tak pernah mendoakan orang agar ditimpakan musibah, takut kalau-kalau doa itu malah berbalik. saya juga jadi takut berbuat jahat kepada orang lain. sebab Allah tidak pernah lengah, malaikat-Nya pun selalu mencatat apa yang saya lakukan.
Dan yang paling penting adalah bahwa tidak ada balasan dari kebaikan kecuali kebaikan dan begitu pula sebaliknya.

Dan pada saat ini pun saya sedang merasa ada yang berbuat jahat kpd saya, entah disengaja atau tidak. Saya terlibat transaksi dengan seorang sahabat yang sangat saya percaya. tak sedikitpun ada keraguan kepadanya tentang integirtasnya selama ini. aku percayakan uangku sebesar 70 jt kepadanya. tetapi ketika uang itu akan saya minta kembali, sampai sekarang belum berhasil saya minta. Kali inipun saya kembali tidak berdaya. hanya satu keyakinan saya. Bahwa Allah pasti akan memberikan kepada saya gantinya. entah dari mana asalnya.

Oleh karenanya, saya tak akan pernah berhenti berbuat baik kepada siapapun. ada kebaikan yang akan saya dapatkan dari perbuatan baik itu.
Kejadian-kejadian itu pun tidak menyebabkan saya tidak mempercayai siapapun. saya tetap percaya kepada siapapun. karena pada dasarnya tak seoangpun berkeinginan berbuat jahat kpd orang lain sebagaimana dia tidak ingin orang lain berbuat jahat kepadanya.

Ibaratnya, itu hanya setitik noktah, yang tidak adil kalau kejahatan yang hanya setitik itu menjadikan seluruh jiwa dan raganya dinilai tidak baik. kejahatan itu hanya menempati satu moment dari begitu panjangnya perjalanan waktu yang sudah dilewatinya. sungguh tidak adil kalau saya sampai menutup seluruh waktu dalam kehidupannya dengan kejahatan yang hanya setitik moment itu.
Wallahu a'lam bishowab.