Rabu, 04 Maret 2009

Pemberian Allah itu Sesuai Kebutuhan

Bulan September 2006 saya menginjakkan kaki di pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Bayangan saya sebelum berangkat adalah bahwa Kota Banjarmasin adalah bentangan hutan belantara. Tetapi nyatanya sudah menjadi Kota yang cukup maju. Bahkan kota ini hidup dua puluh empat jam. Ramai terus, terutama di jalan-jalan raya.
Beberapa hari pertama saya jalan-jalan mencari rumah tinggal. teman kantor mengajak keliling kota mencari perumahan demi perumahan. Yang saya menjadi heran adalah, kenapa hampir semua rumah di sini berbentuk rumah panggung. Di bawah rumah-rumah itu semua kolam atau rawa-rawa. Bukan besi bukan juga batu, penyangga rumah-rumah di Kota Seribu Sungai ini.
"Kayu penyangga itu namanya kayu besi. Namanya Kayu Ulin," kata teman saya seperti hendak menjawab keheranan saya. "Kayu Ulin itu tahan air sampai puluhan tahun mas. Meski terendam air dan tertanam di tanah, dia tidk akan busuk atau keropos sampai waktu yang sangat lama."
Yap. Pikiran saya bekerja. Hati saya bergetar. Keimanan saya bertambah. Allahu akbar. Allah Maha Besar. Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. Tanah Kota Banjarmasin adalah tanah gambut. Tanah yang selalu berair, tidak pernah kering. Pasir dan semen tidak mungkin bisa digunakan untuk pondasi rumah. Kalau akan membuat rumag tembok dengan semen dan batu, maka tanah-tanah yang mau dipakai harus diurug. Butuh biaya puluhan hingga ratusan juta. Oleh karenanya Allah mendatangkan alat yang tepat yang tidak ada di daerah lain. Allah tetap memudahkan manusia untuk membangun rumah-rumah gedung megah, meski tanpa otot besi dan pasir, batu serta semen untuk pondasinya. Allah datangkan Kayu Ulin, kayu yang tahan tanah dan air, kayu yang tidak ada kecuali di Pulau Kalimantan.
Semua pemberian Allah kepada umat manusia adalah sesuai kebutuhan penerima.

Tidak ada komentar: